September 30, 2006
Terserah mau dibilag latah atau apa. Yang pasti grup band Ungu mantap merilis album religi bertajuk ‘SurgaMu’. Mereka nekat merilis album ini sebagai bentuk syukur atas berkat melimpah di tahun 2006 ini.
“Album ini kita buat sebagai rasa syukur atas tahun yang baik buat kami, jadi kami ingin sekali memberikan sesuatu, khususnya dibulan puasa ini,” terang Oncy, gitaris Ungu ditemui beberapa waktu lalu. Jadilah lima awak Ungu, Pasha, Enda, Makki, Oncy dan Rowman mencuri waktu disela-sela jadwal mereka yang dapat untuk mengumpulkan materi album.
“Kalo dibilang mendadak sih iya, karena emang deket waktunya. Tapi kita kan udah dikasih kesempatan, kita coba kejar aja,” imbuh Makki. Dengan niat teguh, mereka coba membuat full album. Sayang, karena factor W alias waktu, mereka hanya menyelesaikan 5 lagu.
“Maunya sih sepuluh lagu, kita udah siapin, tapi kalo kita kerjain langsung, nanti hasilnya enggak maksimal,” terang Oncy. Dengan jadwal yang padat, rasanya sulit menemukan waktu untuk recording atau sekedar mengulik lagu.
Ohya, sekilas info. Baru satu bulan album ‘SurgaMu’ beredar, album ini sudah terjual 150.000 copy. Ck ck ck, segala hal yang ‘mendadak’ tidak selalu buruk ya.
September 29, 2006
Kapanlagi.com - Vokalis UNGU, Pasha pernah merasakan apa yang dinamakan frustasi dan putus asa. Sampai-sampai ia melupakan Tuhan dan sembunyi dari-Nya. Hanya kesenangan duniawi yang dicari. Apalagi grup bandnya sempat berada diambang kehancura. Dari bertujuh, susut menjadi lima dan tinggal dua.
"Aku dan Maki sempat saling tengok dan tatap. Tidak tahu apa yang musti dikerjakan. Kita waktu itu merasa seperti sampah yang mengotori kota. Mending kalau punya duit. Lha ini buat makan saja susah," tutur Pasha saat disambangi di Hard Rock Cafe Jakarta, Kamis (28/9).
Dan pada suatu ketika, waktu dia duduk diteras mendengar suara adzan. Tanpa terasa hatinya terketuk dan air mata sempat menetes. Dari situ Pasha mendapat sebuah kesadaran baru. Ia tak mungkin terkungkung dalam keputusasaan terus menerus. Harus ada sesuatu yang harus dilakukan. Secepatnya dia ambil air wudhu.
"Dan dari situ saya belajar hidup. Paling tidak saya mencoba memilih teman yang bermanfaat, bukan berarti aku pilih-pilih dalam berteman. Namun paling tidak berhati-hati agar tidak terjatuh pada lubang yang lebih dalam," ujarnya.
Setelah itu, rasa sakit-sakitan yang biasanya mendera tubuhnya sembuh dengan sendirinya. "Ini mungkin semacam peringatan dari Allah. Aku sering sakit-sakitan hampir tiap tahun aku jatuh sakit tidak hanya satu atau dua kali, terkadang lebih," ungkapnya.
Tapi kini sudah tidak berbekas lagi sejak ia berani menunjukkan wajahnya pada Allah dengan melakukan sholat tidak sembunyi dan menghindar lagi.
Kapanlagi.com - Manusia tidak ada yang sempurna. Dan kalimat itu tepat untuk disematkan pada salah satu personil Ungu, Franco Medjaya Kusuma atau yang kerap disapa Enda. Kepiawaianya membuat lirik dan mengarrasemen musik , terkadang membuat sosoknya terlihat sempurna. Tapi ternyata tidak demikian, ada sisi gelap yang pernah jadi bagian kehidupan Enda. Dan itu diakuinya sebagai kelakuan paling konyol yang pernah ia lakukan, yaitu pecandu narkoba.
"Itu sisi gelap gue, yang sering membuat gue malu dan sering membuat gue teriak kalau ingat masa lalu," tuturnya di Hard Rock Cafe Jakarta, Kamis (28/9). Dan lebih mengejutkan lagi, Enda akrab dengan yang namanya minuman keras , sejenis Nipam, Lexotan sejak masih SD. Beranjak ke SMP, ia mulai akrab dengan ganja dan morfin. "Waktu SD, gue sering pulang malam dan temen-temennya itu anak-anak SMA," ujarnya. Mulai SMA, dia mulai mengkonsumsi putaw, dan berlangsung cukup lama sampai akhir 1999.
Dari petualangan gilanya itu sempat membuat Enda nyaris ketemu ajal. "Tapi tidak mati juga, dan itu sampai tiga kali," katanya sembari menunjukkan bekas sayatan dibagian tangannya sebagai tanda kegilaan. "Bekas besyet ini, tak lain ulah dari keinginan tahu gue mengenai rasa sakit. Apa rasa sakit itu nikmat apa tidak. Dan waktu itu memang nikmat yang gue temuin," jelasnya.
Pada suatu saat Enda ketemu Maki dan Pasha. "Waktu itu gue ketemu mereka dan gue iri banget sama mereka karena badan mereka lebih terlihat sehat. Sementara gue, gitar saja sudah ngak punya. Dan gue, dijanjiin sama Maki, kalau lu sembuh, lu akan gue kasih gitar dan effectnya sekalian," kenang Enda. Waktu itu, Enda hidup ngamen di Jakarta, hasilnya untuk membeli putaw. "Gue merasa lebih sehat dengan mengkonsumsi putaw dari pada makan nasi."
Akhirnya Enda menghentikan semuanya, tentu dengan rasa sakit yang dideranya. Suatu saat dia ingin kembali, secara reflek dia mengambil air wudhu. "Dan ajaib dengan air wudhu gue sembuh tanpa kedokter," ujarnya.
"Yang paling gue sesali adalah gue membodohi ortu. Gue yakin ortu akan merasa gagal mendidik gue, padahal tidak. Dasar guenya saja yang bandel. Dan ini yang paling gue ingat-ingat. Apapun yang gue berikan kepada ortu saat ini sepertinya ngak bakal menutupi kebaikkan mereka," sesal Enda.
Menurut Enda, Ramadhan kali ini benar-benar terasa beda. Paling tidak sekarang dia punya keluarga kecil dan rumah sendiri. "Sekarang gue jadi ayah dari anak gue, dan ini pengalaman baru. Dan makna dari Ramadhan tiap tahun datang ini, menuntut gue harus terus belajar," tandas ayah dari Azhra Leola Fisuda (2 bln) dan suami Eka Wilestari (22) ini.
Setelah hijrah ke Jakarta, Pasha ‘Ungu‘ sering kangen dengan kampung halamannya. Apalagi menjelang lebaran ini. Buat Pasha lebaran di kampungnya lebih rame.
“Buat gue lebaran di Jakarta itu sepi ya, silaturahminya beda, soalnya jauh dari keluarga,” ucap Pasha saat ditemui di Hard Rock Cafe, Jakarta kemarin (28/9).
Sedihnya, karena kesibukan dengan bandnya, terpaksa lebaran kali ini, sang vokalis keren ini enggak bisa mudik? “Kayaknya enggak bisa deh,” jawab Pasha dengan nada menyesal.
Lebaran di kampung halaman sendiri memang lebih dirasa sangat berkesan. Pasha ‘Ungu’ lalu bercerita masa kecil di kampungnya saat lebaran. Yang diingat saat sawerannya. Pasha kecil begitu giat bergerilya dari rumah ke rumah mencari ‘recehan’ dari sanak saudaranya. Kecil-kecil matre.
“Waktu kecil, kita suka ngunjungin saudara-saudara, habis itu pasti dikasih duit,” cerita Pasha. Bukan kebiasaan buruk, wajar aja, namana juga anak kecil. “Itu mungkin tradisi salah ya, tapi kita semua jadi dekat kan,” ucap Pasha.
Saking gemarnya berburu angpao, cowok yang tumbuh di kota Palu ini rela menerobos bahaya. “Sekitar umur 4-5 tahun ya, gue lompat dari mobil karena udah kebelt pengen dapat duit, pas nyebrang gue malah ditabrak motor,” ujar suami Okkie Agustina ini.
Kenapa Pasha sampe nekat? pasalnya orang tuanya sudah wanti-wanti kalo anak-anak enggak boleh ikut turun. Bikin ribet aja.
Hanya dalam tempo sepuluh hari sejak rilis mini album SurgaMu, telah terjual sebanyak 150 ribu keping. Tentu ini jumlah yang cukup lumayan. Paling tidak rata-rata sehari 15 ribu keping album terjual dipasaran. Sementara album reguler mereka Melayang sampai saat ini terus jalan dan sudah menembus angka 900 ribu.
Prestasi yang telah digapai Pasha, Enda, Maki, Rowman dan Oncy ini, tidak semudah yang kita bayangkan. Penuh tantangan dan rintangan sampai akhirnya perjuangan mereka mencapai pada titik yang sekarang ini.
"Awal dari pembuatan album ini sebenarnya berisi 10 lagu, tapi karena waktu kita peras menjadi 5 lagu tanpa mengurangi kualitas yang ada. Makanya kami menyebutnya dengan mini album yang merupakan album religi kami yang pertama," jelas Pasha mewakili teman-temanya saat ditemui di Hard Rock Cafe, Kamis (28/9).
Dalam kesempatan ini, Enda juga menjelaskan, andai Ungu dikatakan sedang memanfaatkan ketenarannya, itu sama sekali tidak ditolaknya. Tapi aji mumpung ini dalam artian Ungu diberi kesempatan untuk membuat lagu-lagu religi. "Sebenarnya mungkin banyak band yang mempunyai lirik religi yang baik dan lebih bagus dari Ungu, tapi mungkin tidak ada kesempatan. Nah, disisi lain Ungu mempunyai kesempatan untuk itu," papar Enda diplomatis.
Di mini album ini Enda dan Pasha, masing-masing menyumbangkan dua lagu. Satu lagu berjudul Shalawat berstatus no name. Menulis lirik religi ternyata tidak begitu sulit bagi band asal kota kembang Bandung ini. "Karena inflayernya pasti berasal dari hati dan pengalaman yang pernah kita alami. Dan agama menjadi dasar kita," tandas Enda.
Santai, tidak ngoyo dan selalu bersyukur sepertinya jadi cermin dari anak-anak Ungu. Dari awal meluncurkan album regular dan mini album religius ini, mereka tidak pernah menargetkan akan dapat seberapa banyak. "Kita sebenarnya tidak begitu tahu seberapa banyak album kita terjual. Kami tidak pernah membuat target. Tugas kita buat lagu dan menyanyi," pungkas Enda.
September 28, 2006
Kapanlagi.com - Mengikuti jejak beberapa band lain seperti Gigi dan Radja yang meluncurkan album rohani, grup band Ungu juga mengeluarkan sebuah mini album sambut Ramadhan 1427 H bertajuk Surgamu.
Sejatinya musik religi yang dilepas Ungu tersebut merupakan bagian dari ibadah dan pengabdian mereka terhadap Tuhan, demikian menurut sang gitaris Enda di Jakarta, Kamis.
"Pasti ada beban menulis lagu rohani, misalnya bagaimana mengubah kebiasaan saya menulis lirik cinta universal antarmanusia menjadi syair cinta pada Kebesaran Tuhan," kata Enda.
Ungu yang terdiri atas Pasha (vokal), Enda (gitar), Rowman (drum), Makki (bass) dan Oncy (gitar) sebelumnya mendapatkan penghargaan double platinum untuk albumnya yang ketiga Melayang yang berhasil terjual 1.500 kopi dalam satu bulan dan mempopulerkan single Demi Waktu.
Untuk album rohaninya tersebut, Ungu hanya menampilkan lima buah lagu, dari sepuluh lagu yang awalnya direncanakan.
"Tapi, jadwal tur kami padat banget. Jadi, cuma bisa bikin album mini. Empat buatan sendiri, yang satu lagi lagu Shalawat yang diaransemen ulang," kata Enda.
Selain merilis album religi, Ungu juga akan menargetkan tur di bulan puasa bagi album religi pertama mereka itu.
Di album-album sebelumnya, Ungu seringkali mengangkat tema cinta dan anak muda.
0 komentar:
Posting Komentar